Rehabilitasi Irigasi Parigimpu’u dan Korontua: Parigi Moutong Perkuat Fondasi Ketahanan Pangan Daerah
Pemda Parigi Moutong menaruh perhatian serius terhadap keberlanjutan sektor pertanian sebagai penyangga utama ketahanan pangan daerah. Langkah itu ditunjukkan dengan dimulainya persiapan rehabilitasi jaringan irigasi di dua desa, Parigimpu’u dan Olaya Korontua. Proyek ini dipastikan berjalan melalui dukungan pemerintah pusat lewat Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 2 Tahun 2025, setelah sempat tertunda akibat kebijakan efisiensi anggaran di Inpres Nomor 1.
Wakil Bupati Parigi Moutong, Abdul Sahid, membuka rapat koordinasi kesiapan proyek pada Kamis (18/9/2025) di Aula Kasiromu Ntodea, Kecamatan Parigi Barat. Rapat menghadirkan Pemerintah Desa, Dinas PUPRP, serta Balai Sungai Sulteng III. Dalam forum tersebut, Abdul Sahid menekankan bahwa keberhasilan rehabilitasi irigasi hanya dapat dicapai jika ada komitmen kuat dari pemerintah desa dan partisipasi masyarakat.
“Inpres No 2 Tahun 2025 menekankan percepatan rehabilitasi jaringan irigasi sebagai prioritas nasional untuk mendukung ketahanan pangan. Hal ini sejalan dengan visi Parigi Moutong sebagai lumbung pangan Sulawesi Tengah,” ujarnya.
Kepala Dinas PUPRP Parigi Moutong, Adrudin, menjelaskan bahwa proyek rehabilitasi irigasi ini sudah lama diusulkan, namun baru bisa direalisasikan tahun ini. “Alhamdulillah, masyarakat khususnya petani di Parigimpu’u dan Korontua akhirnya terbantu,” ucapnya.
Ia juga mengingatkan, mulai tahun depan tidak ada lagi Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk rehabilitasi irigasi di Parigi Moutong, sehingga program berbasis Inpres menjadi tumpuan utama.
Meski demikian, tantangan di lapangan tidak kecil. Dengan rentang waktu pengerjaan yang singkat, proyek ini membutuhkan dukungan penuh dari pemerintah desa dan masyarakat. “Jika pekerjaan terhambat karena masalah sosial di masyarakat, otomatis pengerjaan berhenti dan ini merugikan petani sendiri,” tegas Adrudin.
Kondisi infrastruktur irigasi di dua desa memang sudah menurun fungsinya. Saluran air tidak lagi optimal, sehingga distribusi ke lahan pertanian terhambat. Jika dibiarkan, risiko gagal panen akan meningkat dan berpengaruh pada stabilitas ekonomi desa. Rehabilitasi diharapkan mampu meningkatkan efisiensi distribusi air, memperkuat produksi pertanian, serta menjadi fondasi kokoh bagi ketahanan pangan daerah.
Wakil Bupati menutup dengan penegasan: rehabilitasi irigasi bukan hanya pembangunan fisik semata, melainkan investasi strategis bagi keberlanjutan kesejahteraan petani. “Saya berharap pemerintah desa mendukung penuh pelaksanaan Inpres No 2 Tahun 2025 sebagai ikhtiar bersama meningkatkan kesejahteraan petani dan pertumbuhan ekonomi pedesaan,” pungkasnya.
*Prokopim Setda Parigi Moutong*