Benteng Baru di Parigi Moutong: OJK dan Pemkab Bersinergi Melawan Jerat Judol, Pinjol, Benjol, dan Investasi Bodong
Di banyak sudut kota dan desa, dering notifikasi ponsel sering kali bukan kabar gembira. Bagi sebagian warga Parigi Moutong, terutama generasi muda, bunyi itu berarti tagihan pinjaman online yang menjerat, saldo terkuras karena judi daring, atau tabungan lenyap akibat investasi bodong yang menjanjikan kaya sekejap.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sulawesi Tengah memperlihatkan kenyataan getir, Parigi Moutong menempati posisi kedua tertinggi di Sulawesi Tengah setelah Kabupaten Sigi sebagai wilayah paling rawan terjerumus dalam praktik keuangan ilegal. Tak hanya masyarakat umum, tapi juga pelajar, pelaku usaha, bahkan aparatur sipil negara (ASN) yang ikut masuk dalam pusaran ini.
Melihat kondisi itu, OJK Sulteng bersama Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong, melalui inisiatif Dinas Koperasi dan UKM, meluncurkan Sosialisasi Literasi Keuangan Daerah di Auditorium Kantor Bupati, Selasa (19/8/2025). Agenda ini menjadi langkah strategis untuk membangun benteng kesadaran, agar masyarakat tidak terus-menerus menjadi korban kejahatan keuangan digital.
Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Bupati Parigi Moutong Erwin Burase, Wakil Bupati Abdul Sahid, jajaran pimpinan OPD Pemda Parigi Moutong, para ASN, pelaku usaha, hingga kalangan pelajar. Kehadiran lintas elemen masyarakat ini menegaskan bahwa persoalan keuangan ilegal adalah isu bersama yang membutuhkan kesadaran kolektif.
Tak hanya berlangsung di auditorium, kegiatan ini juga disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube Dinas Kominfo Parigi Moutong. Langkah ini diambil untuk memastikan pesan literasi keuangan menjangkau lebih luas, bahkan hingga tingkat nasional, sehingga masyarakat dari berbagai daerah dapat turut mengambil manfaat dari edukasi tersebut.
Bupati Parigi Moutong, Erwin Burase, dengan tegas menyuarakan keprihatinannya.
"Investasi ilegal dan praktik judi online bukan sekadar ancaman, tetapi sudah menjadi penyakit sosial yang menggerogoti sendi-sendi kehidupan. Karena itu pemerintah bersama OJK berdiri di garis depan untuk melindungi masyarakat kita. Ini tanggung jawab bersama,” ujarnya di hadapan peserta sosialisasi.
Menurut Bupati Erwin, pengelolaan keuangan harus dimulai dari hal sederhana: keberanian membedakan kebutuhan dengan keinginan. Ia mengingatkan bahwa kebiasaan konsumtif tanpa kendali hanya akan menjerumuskan pada kerugian yang nyata.
"Mari kita hentikan kegiatan yang merugikan diri sendiri. Mulai dari ASN, pelajar, hingga pelaku usaha, semuanya harus belajar mengatur keuangan dengan bijak. Semakin kita cerdas, semakin kuat pula ekonomi daerah kita,” tambahnya.
Di forum yang sama, Kepala OJK Sulawesi Tengah, Bonny Hardiputra, menekankan bahwa literasi keuangan bukan lagi sekadar wacana, tetapi kebutuhan mendesak.
"Tanpa pemahaman yang kuat, masyarakat akan terus menjadi sasaran empuk kejahatan digital. Edukasi seperti ini harus menembus ruang keluarga, sekolah, hingga komunitas terkecil,” jelasnya.
Tak hanya pejabat pemerintah, narasi tentang bahaya jebakan keuangan ilegal juga diperkuat oleh praktisi. Mardiyah, CFP, Founder Hannah Asa Indonesia, yang hadir sebagai pemateri, menekankan pentingnya strategi mengelola keuangan keluarga. Menurutnya, jebakan investasi bodong selalu datang dengan wajah manis, namun ujungnya adalah kerugian.
Sosialisasi ini bukan sekadar agenda seremonial. Ia adalah peringatan keras, bahwa ancaman keuangan digital sudah nyata, ada di sekitar kita, dan bisa menimpa siapa saja. Dengan sinergi pemerintah daerah, OJK, Dinas Koperasi dan UKM, dukungan Kominfo, serta kesadaran masyarakat, Parigi Moutong berusaha membalik keadaan dari “daerah rawan” menjadi daerah yang kuat literasi keuangannya.
Di balik angka-angka statistik, tersimpan harapan. Harapan agar pelajar bisa belajar tanpa dihantui pinjol, ASN bisa bekerja tanpa bayang-bayang hutang daring, dan pelaku usaha bisa tumbuh tanpa terjebak investasi palsu. Dari Parigi Moutong, sebuah pesan digelorakan, Literasi keuangan adalah benteng, dan sinergi adalah kunci untuk melawan jebakan digital yang kian mengintai.
Sebagai tindak lanjut, Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong menegaskan komitmennya menjadikan literasi keuangan sebagai gerakan daerah. Program edukasi ini akan digulirkan secara berkelanjutan ke sekolah, desa, komunitas usaha, hingga ruang keluarga. Dengan begitu, masyarakat memiliki daya tahan yang lebih kuat terhadap jebakan pinjol, judi online, maupun investasi bodong, sekaligus memperkuat fondasi ekonomi daerah.
*Prokopim Setda Parigi Moutong*