Bergerak Bersama Atasi Stunting dan Kemiskinan: Parigi Moutong Tegaskan Komitmen di Forum Provinsi

Dua tantangan utama pembangunan daerah, yakni kemiskinan dan stunting, kembali menjadi sorotan serius dalam Rapat Koordinasi Tim Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) dan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TP3S) Provinsi Sulawesi Tengah. Kegiatan strategis ini dilaksanakan di ruang rapat Bappeda Provinsi Sulteng, dihadiri para pemimpin daerah se-Sulawesi Tengah, termasuk Wakil Bupati Parigi Moutong, Abdul Sahid.

Rakor tersebut menjadi forum konsolidasi lintas kabupaten/kota dalam merumuskan langkah terukur untuk menurunkan angka kemiskinan dan stunting. Pemerintah pusat, melalui Kementerian Sosial dan arahan Wakil Gubernur Sulawesi Tengah, mendorong terbentuknya sinergi antarsektor berbasis data akurat dan intervensi yang tepat sasaran.


Selain Wakil Bupati Parigi Moutong, hadir pula Sekjen Kemensos RI Robben Rico, Wakil Gubernur Sulteng Reny A. Lamadjido, kepala daerah dari berbagai kabupaten/kota, serta jajaran Bappeda dan stakeholder pembangunan. Kegiatan dilaksanakan pada Rabu, (23/72025), bertempat di ruang rapat utama Bappeda Provinsi Sulawesi Tengah, Kota Palu.

Data menunjukkan, meski angka kemiskinan di Sulteng telah menurun menjadi 11,04% dan prevalensi stunting menyentuh 26,1%, kedua indikator ini masih jauh dari target nasional. Pemerintah daerah dituntut memperkuat intervensi berbasis data dan mempercepat pelaksanaan program strategis.

Untuk itu, pemerintah pusat menerbitkan dua instruksi presiden: Inpres No. 4 Tahun 2025 tentang Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN) sebagai dasar integrasi data sosial, serta Inpres No. 8 Tahun 2025 untuk pengentasan kemiskinan ekstrem.


Selaku Ketua tim percepatan penurunan kemiskinan Daerah (TPPKD) dan ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kab. Parigi Moutong Dalam forum tersebut, Wakil Bupati Abdul Sahid menyatakan komitmen penuh Parigi Moutong dalam mendukung agenda nasional dan provinsi. Ia menekankan pentingnya data yang valid dan terkini hingga tingkat desa untuk memastikan efektivitas program.

“Intervensi tidak bisa hanya berangkat dari asumsi. Kita butuh data yang benar dan keterlibatan aktif dari petugas lapangan, tenaga kesehatan, dan perangkat desa,” ujarnya.

Parigi Moutong menyatakan siap mengoptimalkan pengumpulan data berbasis DTSEN dan memperkuat konvergensi program, termasuk pendampingan gizi, layanan kesehatan dasar, serta edukasi masyarakat. Selain itu, sinergi dengan program unggulan Provinsi Sulteng seperti “9 Berani” akan terus diperkuat, terutama dalam sub-program Berani Sejahtera dan Berani Sehat.

Rakor ini bukan sekadar forum seremonial, tetapi menjadi momen penting menyatukan tekad dan strategi pembangunan. Di tengah kompleksitas persoalan sosial, hadirnya komitmen nyata dari daerah seperti Parigi Moutong memberi harapan bahwa kemiskinan dan stunting bisa ditekan secara sistematis dan berkelanjutan.

*Prokopim Setda Parigi Moutong*

Popular posts from this blog

Bupati Parigi Moutong Bawa Misi Mulia Pendidikan ke Kementerian, Mendikdasmen Abdul Mu’ti Sambut dengan Komitmen Nasional

Gubernur bersama bupati/walikota Sepakati Perjanjian Kerjasama Biaya Bantuan Penyelenggaraan Ibadah Haji

Wabup Abdul Sahid Tekankan Disiplin ASN, Mulai Evaluasi dari Dinas Pendidikan