Erwin Burase dan Abdul Sahid Resmi Tempati Rumah Dinas, Diterima Secara Adat Kaili
Prosesi adat yang digelar oleh Dewan Adat Patanggota ini berlangsung khidmat dan sakral, namun tetap terasa hangat dalam nuansa kekeluargaan dan budaya lokal. Dalam upacara tersebut, Bupati dan Wakil Bupati disambut dengan Tarian Meaju, tarian sakral khas Kaili yang hanya ditampilkan untuk menyambut pemimpin atau tadulako (panglima) baru.
Setelah itu, keduanya menjalani prosesi Nipoisaka, yaitu ritual menginjak baki adat (Notudusi Dula Nu Ada) yang berisi simbol-simbol alam seperti daun kamonji, rumput patako, siranindi, tamako, dan boko-boko. Dalam tradisi Kaili, ritual ini merupakan bentuk permohonan perlindungan dan keselamatan kepada Allah SWT bagi pemimpin yang baru mengemban amanah di tanah Kaili.
Bupati Erwin Burase dan Wakil Bupati Abdul Sahid tampak didampingi oleh istri dan keluarga saat memasuki rumah jabatan mereka. Diketahui, Rumah Jabatan Bupati terletak di Kelurahan Loji, sementara Rumah Jabatan Wakil Bupati berada di Kelurahan Kampal.
Rangkaian prosesi adat ditutup dengan ritual Niulu Cinde, yaitu penaburan beras kuning sebagai simbol penolak bala dan tanda diterimanya pemimpin secara adat oleh masyarakat. Di dalam rumah jabatan, para tetua adat secara simbolis menyerahkan Bupati dan Wakil Bupati kepada Pemerintah Daerah sebagai bentuk pengakuan kultural terhadap legitimasi kepemimpinan mereka.
Dengan terlaksananya seluruh prosesi adat ini, Erwin Burase dan Abdul Sahid resmi diterima sebagai pemimpin sah, baik secara adat maupun pemerintahan, di Kabupaten Parigi Moutong.
Turut hadir dalam pelaksanaan ini Sekretaris Daerah, Zulfinasran, Ketua Komnas HAM Sulteng, Dedy Askari, Kepala OPD, Para Camat, Kepala desa, serta sejumlah tokoh Daerah.
*Prokopim Setda Parigi Moutong*
